Kolaborasi Mewujudkan Pembangunan Rendah Karbon di Indonesia
JAKARTA – Indonesia Climate Change Trust Fund melaksanakan Project Expose dan Lesson Learned Low Carbon Development untuk memperkenalkan Pembangunan Rendah Karbon kepada lintas generasi, terutama generasi millennial pada 21 November 2019 di Jakarta. Kegiatan berupa talkshow bertajuk “Kolaborasi mewujudkan Pembangunan Rendah Karbon di Indonesia” merupakan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat, Universitas dan Kementerian/Lembaga terkait. Diadakan pula pengumuman perlombaan Vlog, Fotografi, dan Infografis dengan tema “Kontribusi Generasi Millennial untuk Pembangunan Rendah Karbon” yang disampaikan pada penghujung acara.
Sejak menjadi Lembaga Wali Amanat di tahun 2015, Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) berfokus untuk mendanai program-program terkait dengan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Hingga 2019, sudah terlaksana 76 program yang didanai oleh ICCTF dengan dukungan pemerintah Indonesia beserta mitra pembangunan antara lain The UK Climate Change Unit (UKCCU), United States Agency for International Development (USAID), Danish International Development Agency (DANIDA), dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ). Sebagai satuan kerja di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, ICCTF mendukung Kementerian PPN/Bappenas dalam pelaksanaan Pembangunan Rendah Karbon.
Selaras dengan aksi generasi millennial, Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mewujudkan pembangunan rendah karbon yang telah diinisiasi sejak tahun 2017. Pembangunan Rendah Karbon atau Low Carbon Development, merupakan platform baru, sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan kesinambungan yang berkelanjutan antara peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kehidupan sosial, dengan tanpa mengabaikan kualitas lingkungan.
“Seperti Avengers yang mengumpulkan para individu yang berbakat dan mengembangkan sumber dayanya, maka Bappenas juga secara aktif terus mengkomunikasikan inisiatif ini ke dalam berbagai forum, baik nasional maupun internasional untuk membangun persepsi dan pemahaman mengenai pembangunan rendah karbon sehingga menghasilkan sinergi dan kolaborasi berbagai pihak yang optimal,” ungkap Suharso Monoarfa, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam Expose Project & Lesson Learned Low Carbon Development Indonesia yang diselenggarakan Indonesia Climate Change Trust Fund. Kebijakan Pembangunan Rendah Karbon diinternalisasikan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020-2024 sehingga dapat mendukung pencapaian Visi Pembangunan Indonesia dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN) 2005-2025.
Salah satu peran Indonesia Climate Change Trust Fund dalam Pembangunan Rendah Karbon adalah melalui Program Tata Kelola Hutan dan Lahan Gambut untuk mengurangi emisi di Indonesia melalui kegiatan lokal (TEGAK). TEGAK telah mendanai 16 program dalam merestorasi lahan gambut dan pencegahan kebakaran sejak tahun 2017 hingga 2019. Program TEGAK ini telah mampu menyimpan karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dalam jangka waktu yang lama hingga 7,7 juta ton karbon melalui berbagai aktivitas.
“Saya senang menjadi saksi atas hasil kerja yang telah dilakukan selama empat tahun terakhir dalam kemitraan dengan tim saya di Climate Change Unit (UKCCU) dan Kementerian Pembangunan dan Perencanaan di bawah kepemimpinan Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam dan ICCTF. Kemitraan melalui proyek TEGAK mengenai restorasi lahan gambut dan manajemen kebakaran telah memberikan kontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan mendukung target lembaga lahan gambut dalam upaya menyampaikan manajemen restorasi lahan gambut,” jelas Duta Besar Inggris untuk Indonesia H.E Owen Jenkins.
Senada dengan itu Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas, Arifin Rudiyanto menjelaskan, “dampak dari implementasi Pembangunan Rendah Karbon diantaranya adalah mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 43% yang tentunya akan memenuhi target iklim pada 2030, mengurangi intensitas emisi sampai dengan 45% pada tahun 2030. ”.
Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) merupakan instrumen utama pemerintah Indonesia dalam mengurangi intensitas emisi dan emisi gas rumah kaca melalui tindakan pembangunan rendah karbon dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. ICCTF dibentuk pada tahun 2009 sebagai sebuah Lembaga Wali Amanat Nasional (National Trust Fund). Misi ICCTF adalah untuk memobilisasi, mengelola, dan mengalokasikan dana dari dunia internasional serta sektor publik dan swasta untuk memfasilitasi pendanaan program dan proyek yang selaras dengan target mitigasi danadaptasi nasional. Untuk memfasilitasi kegiatan mitigasi dan adaptasi, ICCTF memiliki empat fokus program utama: mitigasi berbasis lahan (land-based mitigation), energi (energy), serta ketahanan dan adaptasi (resilience and adaptation) dan kelautan (marine based).