Antisipasi Dampak Perubahan Iklim dengan Penerapan Budidaya SRI di Sumba Timur

Gubernur NTT memberi mandat untuk menerapkan budidaya padi dengan metode SRI (System of Rice Intensification) di seluruh NTT. Hal ini dikarenakan hasil panen padi yang meningkat secara signifikan di Demplot Tarus. Demplot Tarus merupakan salah satu demplot kegiatan penerapan budidaya padi dengan metode SRI yang telah dilakukan Bayu Dwi Apri Nugroho, STP, M. Agr, PhD bersama rekan – rekan DTPB UGM yang didanai oleh ICCTF. Menanggapi mandat dari Gubernur, Bayu Dwi Apri Nugroho, STP, M. Agr, PhD bersama rekan – rekan akan melakukan kegiatan lanjutan yang akan bekerja sama langsung dengan dinas – dinas terkait diantaranya Dinas PUPR, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, BAPPEDA dan lainnya. Sehingga pada tanggal 26 Juni 2018 dilakukan pertemuan untuk membahas lokasi baru dengan kondinsi geografis yang sama yaitu di Sumba Timur. Kegiatan ini sedikit berbeda dengan kegiatan sebelumnya dikarenakan ada tambahan teknologi selain alat monitoring system pertumbuhan akan dilakukan pemasangan alat pengukur debit secara real time. Keberhasilan metode SRI dalam meningkatkan jumlah hasil panen di demplot Tarus menjadi motivasi bagi petani di sekitar demplot untuk menerapkan metode yang sama. Metode SRI ini merupakan salah satu system yang ramah lingkungan dan hemat air sehingga cocok diterapkan di daerah yang sedikit sumber airnya.
Selain melibatkan dinas – dinas terkait di NTT, kegiatan yang didanai ICCTF ini juga melibatkan civitas akademika di Kupang yaitu Unversitas Kristen Artha Wacana. Perwakilan Dosen UKAW menjadi pendamping kegiatan penanaman padi dengan metode SRI di demplot Kupang. Keterlibatan tim UKAW dalam kegiatan ini diharapkan mampu membangun daerah NTT, sehingga keberlanjutan kegiatan pendampingan kepada petani dapat berlangsung terus menerus. Selain itu, demplot kegiatan SRI yang ada di Tarus yang telah dilengkapi dengan alat monitoring system pertumbuhan tanaman telah dihibahkan kepada Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) sebagai laboratorium lapangan. Harapannya, laboratorium lapangan ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk belajar bagi petani, dinas terkait dan civitas akademika di Kupang. Sehingga “smart agriculture” yang telah digagas oleh pemerintah daerah dapat terwujud secara perlahan – lahan dengan melibatkan penduduk asli (lokal) yang “melek teknologi”.
Workshop Pembekalan Manajemen Proyek Program ICCTF – USAID dilakukan pada tanggal 11 – 12 Juli 2018, DTPB FTP UGM diwakili oleh Bayu Dwi Apri Nugroho, STP, M. Agr, PhD menjadi salah satu pengusul proposal kegiatan scale up yang berhasil di danai oleh ICCTF dan USAID. Proyek kedua yang diusulkan berjudul “Pengembangan SRI (System of Rice Intensification) sebagai Alternatif Sistem Produksi Pertanian Ramah Lingkungan di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur”. Rencana proyek ini akan mulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 dan berakhir Juli 2019. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya yang pernah dilakukan di Kupang, NTT. Melihat dampak dan respon yang positif dari stakeholder dan petani di Kupang,, maka kegiatan kedua dilakukan di Sumba Timur NTT dengan melibatkan dinas – dinas terkait di NTT.